Sabtu, 31 Maret 2018

Dilema antara Rating dan Tayangan TV Berkualitas


Sudah menjadi rahasia umum kalau persaingan dunia televisi sangat ketat. Persaingan itu terjadi antar stasiun tv yang masing-masing menayangkan program untuk menarik perhatian penonton. Oleh sebab itu, munculah istilah rating dan tv share yang menjadi pembanding seberapa banyak program tv ditonton oleh pemirsa tv. Bahkan rating sangat menentukan seberapa keuntungan yang akan didapatkan dan hidup mati suatu program tv. Tidak heran kalau para pekerja televisi berlomba-lomba mengejar rating demi mendapatkan pemasukan yang tinggi dari iklan. Padahal, rating yang ada saat ini ada tak bisa serta merta jadi acuan karena tak bisa mewakili masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Rating adalah jumlah penonton suatu program dibagi jumlah populasi televisi. Sedangkan share adalah jumlah penonton suatu program dibagi dengan jumlah orang yang pada saat itu sedang menonton tv. Paham kan bedanya? Semisal di Indonesia, rating pembaginya total seluruh penonton di Indonesia, dan share hanya orang yang sedang menonton saja. Rating digunakan ketika membandingkan program dengan tv lain yang tayang pagi, siang dan malam. Sedangkan share digunakan pada saat yang sama misalnya mau membandingkan peforma suatu program dengan stasiun tv kompetitor di jam yang sama. Bagi masyarakat umum, memang sulit dipahami makna rating dan share, bagaimana rating dan share dihasilkan. Kita sebagai masyarakat awam hanya tau angka-angka yang muncul dan peringkat program tv per-harinya.

Perlu diketahui, stasiun tv di Indonesia menggunakan jasa AGB Nielsen Media Research dalam melakukan penelitian perhitungan rating tv. Nielsen bukan hanya menyediakan jasa perhitungan rating penonton, tetapi juga cabang jasa lainnya yang berhubungan dengan media. Khusus untuk TV, istilah Television Audience Measurement (TAM) dilakukan Nielsen di Indonesia dan 26 negara lainnya. Survey itu dirancang bagi pengiklan, agensi iklan, maupun pengelola TV untuk memperoleh pemahaman tentang karakter penonton TV dan acuan tontonan TV di kota-kota besar Indonesia.

Nielsen Indonesia telah menyediakan laporan rating mingguan bagi stasiun TV dan pengiklan sejak tahun 1991. Nielsen mengambil sampel penonton harian dan mencatat acara yang ditonton serta di kanal mana. Hasilnya dikirimkan pada Nielsen Media Research (NMR) yang kemudian mentransfernya ke komputer. Sejak 2007, Nielsen memberikan layanan laporan rating harian. Informasi detil sebuah program acara bisa langsung diketahui sehari setelah acaranya tayang.

Di Indonesia, Nielsen mengukur sampel sebanyak 2.423 rumahtangga yang memiliki TV di 10 kota besar, yaitu: Jakarta dan sekitarnya (Jabotabek), Surabaya dan sekitarnya (Gerbangkertasusila), Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta dan sekitarnya, Palembang, Denpasar dan Banjarmasin. Panel utama ini hanya mengukur kepemirsaan TV terrestrial. Khusus di Jakarta, terdapat 300 panel rumah tangga yang berlangganan TV Kabel. (Pay TV panel).

Angka rating dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, misalnya saja durasi suatu program, program pesaing, kualitas gambar yang diterima, penonton yang ada (available audience), jam tayang, momentum-momentum tertentu seperti kerusuhan, Pilkada, atau debat Capres-Cawapres, dan juga pola kebiasaan penonton di daerah-daerah tertentu.

Rating program tentu tidak mencerminkan kualitas program. Karena rating adalah presentase dari penonton suatu acara dibandingkan dengan total atau spesifik populasi pada waktu tertentu. Yang diukur melalui rating ini kuantitas dan bukan kualitas suatu acara. Sekali lagi, kuantitas atau jumlah penonton, bukan kualitas program. Cara menghitung rating antara lain:

Rating =   Jumlah penonton program A x 100 %
                 Populasi TV

Dari rumus di atas, dengan perhitungan rating menit per menit, panjang pendeknya program mempengaruhi rating program. Semisal program yang awalnya hanya berdurasi 30 menit, mempunyai rating 10. Ketika durasi program diperpanjang menjadi 60 menit, ratingnya turun menjadi 8 persen, dikarenakan angka pembaginya semakin besar.     
Berbeda dengan share, share adalah persentase jumlah pemirsa atau target pemirsa pada ukuran satuan waktu tertentu pada suatu channel tertentu terhadap total pemirsa di semua channel. Jadi angka share didapatkan dari rating yang telah dihitung.

Share =  Program Rating x 100 %
               Total Rating

Ada lagi istilah Channel Share, yaitu persentase pemirsa TV di satu periode tertentu pada saluran TV. Kalau rating dan share menghitung program tv, Channel Share menghitung stasiun TV.
Rumus perhitungannya:

Channel Share  =  Channel Share x 100 %
                              Total Pemirsa

Singkat kata, beda rating dan share yakni, angka rating menghitung jumlah penonton TV pada sebuah acara, sedang share menghitung persentase penonton TV di antara stasiun TV lain. Misal, jika ada 3 stasiun TV dengan populasi 10 ribu dan TV1 mempunyai angka penonton 2 ribu, TV2 seribu, dan TV3 seribu, maka rating TV1 20% dan share-nya 50%; TV2 rating 10%, share 25%; TV3 rating 10% dan share 25%.   

Nah, sekarang cukup tercerahkan dengan istilah rating, share, dan channel share.

Credit to:
https://archive.tabloidbintang.com/extra/wikibintang/15763-tahukah-anda-apakah-rating-dan-apakah-share.html
https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20170922125905-220-243317/rating-jadi-momok-utama-televisi-indonesia
http://www.agbnielsen.com/

This Is The Newest Post


EmoticonEmoticon